2 Emosi Negatif Sebagai Dorongan Motivasi Terbaik Untuk Sukses

Beberapa hari ini, kami membaca sebuah buku mengenai "Power vs Force" yang ditulis oleh David R Hawkins. Pada buku tersebut kami menemukan  banyak sekali emosi pada diri manusia, yang dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu Power dan Force.
Sumer : 123RF

Salah satu contoh mengenai penerapan Force yang mudah difahami adalah sebagai berikut: saya adalah seorang guru di suatu tempat belajar, pada saat saya mengajar saya sedang dalam kondisi marah, sedih, takut, dan berbagai hal negatif lainnya, saat itu murid murid yang saya ajar tidak dapat mengerjakan soal latihan yang telah saya berikan, akhirnya saya-pun berkata "Kalian kok gak faham faham sih, kemarin kan sudah sayaa jelaskan!". Anda tentunya bisa membayangkan apa yang terjadi pada anak-anak tersebut selanjutnya, mulai dari perang batin, perasaan ataupun mereka menjadi tidak antusias lagi dengan proses belajar tersebut.

Tapi bagaimana jika saya mencoba menerapkan power pada kondisi belajar mengajar diatas. Saya menganggap mutid murid tersebut sangat spesial, mengatakan kepada mereka, jika proses pembelajaran kali ini akan lebih menarik daripada biasanya, dan jangan takut untuk menjawab, yang penting kita have fun. Tentunya para murid tersebut akan menikmati pembelajaran yang saya sampaikan, sehingga mereka bisa saling berbagi keceriaan. Bahkan, ketika jam pelajaran tersebut mengajar, mungkin saja mereka tetap ingin melanjutkan pembelajaran tersebut, dikarenakan waktu yang cepat berlalu tanpa adanya kebosanan yang mereka rasakan.

Oleh karena itu, sebisa mungkin kita terus menjaga untuk bisa beraktivitas dengan berbagai emosi yang dikategorikan sebagai power. Beberapa emosi tersebut adalah. 
Sumber : EnergyTherapy

Tapi penjelasan diatas bukanlah inti dari postingan ini, karena pada postingan ini akan dibahas mengenai 2 emosi negatif yang dapat menjadi motivasi terbaik untuk meraih sebuah kesuksesan. Kami memiliki pendapat tersendiri mengenai 2 emosi negatif tersebut. Oh iya, 2 emosi negatif tersebut adalah Kemarahan dan Balas Dendam

Jika diterapkan dalam aktivitas seperti contoh diatas, tidak bisa dipungkiri bahwa kemarahan dan balas dendam hanya akan menjadi suatu penghancur dalam aktifitas tersebut. Namun bagaimana jika sebuah kemarahan dan niat untuk balas dendam menjadi baterai yang menggerakkan dirimu (penggerak utama didalam hatimu). Maksud kami disini adalah menjadikannya penggerak tanpa menampilkannya kepada orang lain.

Berapa banyak para orang sukses, yang terlihat bahagia diluar, terlihat tersenyum diluar namun tidak didalam karena sebenarnya yang dia tampilkan adalah sebuah kepalsuan. Itulah hang paling utama, kita tetap bisa menggunakan berbagai kelebihan dari "Power" dengan mengatur kesadaran kita untuk melakukan sebuah acting.

Tampilkan apa yang ingin mereka lihat, dan jangan pernah menunjukkan hatimu didepan orang lain. Karena hanya dengan kemarahan yang kuat dan niat untuk balas dendam, kita dapat menghadapi segala kesulitan, dapat bangun setelah terjatuh berulang ulang kali. Anda pasti pernah diremehkan oleh orang lain, dimana saat itu anda ingin sekali marah, dan membuat mereka bungkam dengan menunjukkan kesuksesan anda entah bagaimanapun caranya. Inilah yang kami maksud dengan menggunakan emosi negatif untuk meraih kesuksesan, dimana kemarahan, dan keinginan untuk balas dendam adalah emosi terbaik yang bisa membantumu.

Jika anda masih meragukan mengenai bagaimana sebuah emosi negatif dapat dijadikan motivasi untuk meraih kesuksesan, maka anda dapat melihat contoh sederhana kesuksesan yang diraih oleh beberapa orang ini, yang dulunya pernah diremehkan oleh orang lain.

1. Menjadi Manager diusia 23 tahun
Kak shabrina, dulunya dia pernah dianggap sebagai anak bermasalah, bahkan gurunya pernah menghinanya dengan perkataan "anak bermasalah kayak kamu mau jadi apa nanti!". Dia pun membuktikan jika dirinya dapat menjadi seorang manager mudah pada usia 23 tahun. Wow 23 tahun mwnjadi manager, tentunya ini merupakan suatu prestasi yang sangat keren, karena hanya sedikit orang yang dapat mencapai tingkat jabatan tersebut di usia mudah.

2. Dokter

Kak delfi, pernah direndahkan oleh wali kelasnya, dimana saat itu si wali kelas mengucapkan jika dia gak layak untuk menjadi dokter dan masuk di Universitas Indonesia. Namun saat ini dia berhasil membuktikan dirinya dengan benar benar meraih impiannya yang berupa menjadi dokter dan bisa masuk salah satu universitas terbaik di Indonesia.

3. Seniman yang karyanya sudah berulangkali mengikuti pameran
Nah yang satu ini, dulunya sering banget dibilang goblok, bahkan sampai di jambak karena tidak menjawab soal dengan tepat, bahkan gurunya sampai mengucapkan jika seniman tidak memiliki masa depan. Dia pun berhasil membuktikan dirinya dengan menjadi seniman yang karyanya banyak masuk ke berbagai pameran.

Beberpa inspirasi diatas tidak dimaksudkan untuk mengoreksi sang guru yang pernah merendahkan mereka. Karena guru yang pernah mengajar kita, pasti juga berharap agar kita dapat sukses pada suatu hari nangi. Namun yang perlu kamu tangkap disini adalah, bagaimana kemarahan dan keinginan untuk balas dendam yang merupkan sebuah emosi negatif, ternyata juga dapat dimanfaatkan untuk menjadi pecutan serta dorongan untuk terus berusaha meraih apa yang telah anda cita citakan. 

Post a Comment

0 Comments